Mata adalah salah satu organ vital yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Lewat mata, kita diberi kemampuan untuk menyaksikan semua yang ada dalam kehidupan, baik ataupun buruk. Sebagai penerima informasi pertama, mata berperan penting dalam mengembangkan potensi diri, pun juga sebagai perlindungan diri.
Namun, sayangnya organ vital ini juga rentan mengalami kerusakan. Seti daknya kekira 12 orang mengalami kerusakan mata hingga buta setiap menitnya di dunia, dan di Indonesia, diperkirakan setiap menit ada satu orang terancam kebutaan.
Lebih dari 80 Persen Kebutaan dapat Dicegah atau Diobati
Angka kebutaan di Indonesia memang terbilang cukup tinggi. Dilansir dari hasil survey cepat kesehatan mata (Rapid Assessment of avoidable blindness) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan direkomendasikan oleh WHO di 15 provinsi di Indonesia, sebagian besar (11 provinsi) angka kebutaannya dua persen ke atas. Dari hasil survey didapati, katarak masih menjadi penyebab utama terjadinya kebutaan.
Meski rentan mengalami kerusakan, namun bukan berarti kebutaan pada mata tidak dapat dicegah atau diobati. Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F Moeloek, mengatakan “Lebih dari 80 persen penyebab kebutaan dapat dicegah atau diobati,”.
Artinya, sebagian besar orang yang buta saat ini seharusnya tidak mengalami kondisi tersebut. Kebutaan terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa rutin kesehatan matanya.
Oleh karena itu, dalam rangka menyambut Hari Penglihatan Sedunia yang diperingati setiap Kamis minggu kedua bulan Oktober, Prof. Nila merumuskan “Peta Jalan (roadmap) Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2018-2030”.
Hari Pengelihatan Sedunia tahun 2017 ini mengambil tema internasional “Make Vision Count” dan tema nasional “Mata Sehat, Investasi Bangsa”. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarkat dunia agar memberi perhatian serta mendukung penanggulangan masalah gangguan penglihatan dan kebutaan, agar mampu memwujudkan hak setiap orang untuk dapat melihat.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Kebutaan merupakan kondisi yang sangat merugikan, baik untuk individu tersebut, keluarganya, maupun untuk negara. Orang dengan kebutaan membutuhkan pendampingan yang bersifat terus menerus untuk menjalankan aktivitas sehingga akan menurunkan produktivitas dirinya sekaligus pendamping atau keluarga.
Oleh karena itu, jangan sampai mengabaikan gangguan penglihatan atau gangguan kesehatan mata sekecil apa pun masalahnya.
“Periksakan mata secara rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, karena mencegah lebih baik daripada mengobati”
Sumber : DIREKTORAT PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT