Penyelidikan Epidemiologi (PE) Malaria di Puskesmas Sedan

Menindaklanjuti informasi ditemukannya kasus malaria di wilayah kerja puskesmas Sedan, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang melaksanakan penyelidikan epidemiologi kasus malaria.

Penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit secara detail. Dalam penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh Tim dari Seksie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Rabu pagi (24/01/2018).

Kasie P2PM dr. Johanes Budhiadi beserta 2 pelaksana program P2PM langsung melakukan koordinasi dengan dokter, petugas P2 puskesmas, dan petugas laboratorium untuk mengidentifikasi kapan penderita mulai merasa sakit malaria (waktu), siapa dan darimana mereka terinfeksi penyakit tersebut.

“wawancara yang dilakukan oleh Tim P2PM dan Tim dari Puskesmas di rumah warga yang terjangkit malaria”

Budi Jati Utomo bersama petugas epidemiolog Puskesmas Sedan Mushlih, SKM menjelaskan kronologis pasien yang menderita malaria dan sempat dirawat inap di Puskesmas Sedan.

“setelah dilakukan anamnesa adanya riwayat pergi ke daerah Papua untuk bekerja, disana pasien ini sudah terjangkit malaria dan sempat dirawat di rumah sakit swasta yang ada di Papua selama tiga hari, selang 1 bulan berikutnya ia pulang kampung ke Sedan dan kambuh lagi, kemudian mendapatkan perawatan di Puskesmas Sedan”jelas dr. Budi kepada Tim P2PM.

Setelah melakukan koordinasi, Tim P2PM didampingi oleh petugas dari puskesmas Sedan langsung bergerak menuju ke rumah penderita. Disana dilakukan wawancara kepada pasien dan diperoleh informasi bahwa ada sekitar 25 pekerja lain asal Sedan yang juga ikut pulang kampung dari Papua.

Dengan adanya kasus malaria ini, Kasie P2PM dr. Johanes Budhiadi menginstruksikan pihak Puskesmas segera melakukan langkah-langkah penanggulangan yang paling efektif terhadap 25 pekerja lainnya, serta melakukan surveilence terhadap penyakit malaria dan faktor lain yang berhubungan dengan malaria.

“Seluruh pekerja harus diambil sampel darahnya untuk diperiksa laborat, jika hasil positif malaria harus segera diobati sampai sembuh. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan. Perlu diketahui Kab. Rembang sudah dinyatakan bebas Malaria sejak 2014. Semua kasus yang ditemukan merupakan kasus malaria import”pungkas dr. Jhon pada akhir kegiatan PE di Puskesmas Sedan.

(HumasDinkesRembang)



Tinggalkan Balasan