Kesehatan masyarakat di Kabupaten Rembang dapat dipantau melalui dashboard Sistem Informasi Kesehatan Rembang. Data pada dashboard tersebut bersumber dari fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, dan dokter praktek mandiri pengguna Simkes Rembang. Data yang disajikan tersebut berguna untuk merencanakan langkah pencegahan dan penanganan penyakit yang tepat.

Berikut adalah 10 penyakit dengan jumlah kasus terbanyak di Kabupaten Rembang pada bulan September 2024:

  1. Essential (primary) hypertension (I10) – 3646 kunjungan pasien
    Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling umum, yaitu sekitar 90% dari keseluruhan kasus hipertensi.
  2. Acute nasopharyngitis [common cold] (J00)   – 3596 kunjungan pasien
    Acute nasopharyngitis atau common cold adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas yang menyebabkan hidung tersumbat, bersin, dan sakit tenggorokan. Dalam bahasa medis, penyakit ini juga dikenal sebagai selesma.
  3. Acute upper respiratory infection, unspecified (J06.9) – 3575 kunjungan pasien
    Acute upper respiratory infection unspecified atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas yang tidak spesifik. ISPA merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, sinus, laring, dan trakea. ISPA dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, dan biasanya berlangsung selama 1–2 minggu.
  4. Dyspepsia (K30)  – 2233 kunjungan pasien
    Dyspepsia atau maag adalah gangguan pada saluran pencernaan yang menyebabkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Gejala yang ditimbulkan antara lain: Mual, Muntah, Perut kembung, Nyeri di ulu hati, Sensasi panas di perut. Dispepsia bukanlah penyakit, melainkan kumpulan gejala yang bisa menjadi tanda awal penyakit pencernaan. Jika dibiarkan, dispepsia bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.
  5. Non-insulin-dependent diabetes mellitus (E11) – 1629 kunjungan pasien
    Non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit diabetes yang terjadi karena kelainan metabolisme, bukan karena rasio insulin dalam darah. NIDDM merupakan penyakit kompleks yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.
  6. Fever, unspecified (R50.9) – 1580 kunjungan pasien
    Fever unspecified atau Fever of Unknown Origin (FUO) adalah diagnosis sementara untuk demam yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Diagnosis ini diberikan ketika suhu tubuh seseorang lebih dari 38,3° C selama lebih dari 3 minggu, meskipun telah dilakukan pemeriksaan penunjang.
  7. Non-insulin-dependent diabetes mellitus without complications (E11.9)  – 1.337 kunjungan pasien
    Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau diabetes tipe 2 adalah penyakit metabolik yang tidak menyebabkan komplikasi jika dijaga dengan baik.
  8. Headache (R51) – 1.293 kunjungan pasien
    Headache R51 adalah kode diagnosis ICD-10 untuk sakit kepala. Sakit kepala merupakan jenis nyeri yang paling umum dan dapat terjadi di berbagai bagian kepala. Sakit kepala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: Stres, Ketegangan otot, Kurang tidur, Dehidrasi, Konsumsi kafein berlebihan, Gangguan hormon, Infeksi, Masalah sinus.
  9. Acute upper respiratory infections of multiple and unspecified sites (J06 ) – 1.227 kunjungan pasien
    Acute upper respiratory infection unspecified adalah infeksi saluran pernapasan atas akut yang tidak dijelaskan. Infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA) adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti rongga hidung, sinus, dan tenggorokan. ISPA disebabkan oleh virus, seperti rhinovirus, virus influenza, adenovirus, enterovirus, dan virus parainfluenza.
  10. Myalgia (M79.1) – 1.126 kasus
    Myalgia, nyeri otot bisa terjadi pada otot di bagian tubuh manapun, seperti leher, punggung, atau kaki. Nyeri otot bisa memengaruhi sebagian kecil otot atau seluruh jaringan otot tubuh.

Data yang disajikan tersebut menjadi dasar untuk menyusun langkah-langkah peningkatan kesehatan masyarakat di Kabupaten Rembang mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *