Kegiatan stresing desa belum lolos odf masih tetap berlanjut. Setelah dari Kecamatan Sarang yang menyisakan tujuh desa, Kemarin Rabu (10/01/2018) Kadinkes Rembang dr. Ali Syofii bersama Kasie Kesling Kesja Or Al Furqon kembali melakukan stresing di Kecamatan Kragan.

“Kegiatan Stresing Di Kecamatan Sarang pada Selasa pagi (09/01/2018)”

Stresing dilakukan terhadap lima desa yang belum lolos ODF, diantaranya Desa Pandangan Kulon, Plawangan, Terjan, Karanganyar, dan Desa Tegalmulyo.

Menurut keterangan dari masing-masing kepala desa, mereka telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah warganya agar tidak BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Hamim Kepala Desa Plawangan mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dan strategi mulai dari mengintai secara diam-diam hingga terang-terangan untuk memergoki warganya yang masih BABS diwilayah pesisir. Hingga memberi peringatan supaya tidak BABS lagi di pantai.

“Para Kades Di Kecamatan Kragan Sangat serius dan antusias dengan adanya mediasi yang dilakukan oleh pihak Dinkes Rembang”

“saya pribadi bersama perangkat desa dan para pemuda warga setempat sudah melakukan pengintaian secara bergantian untuk menjaga lingkungan pesisir pantai, agar tidak ada masyarakat di desa kami yang BABS di pantai, jarak seminggu sudah kondusif, namun pihak kami masih saja kecolongan karena berbagai alasan dari masyarakat bilamana akan BAB di pesisir pantai”terangnya.

Lanjutnya “Dari pihak kami pun akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah warga di desa kami supaya tidak BABS di pesisir pantai. Di desa lain saja yang juga sama-sama di pesisir pantai saja bisa kok Mas, berarti kita harus bisa. Apalagi ada kegiatan mediasi seperti ini, kami tambah semangat Mas, karena bisa bertukar pemikiran dan mencari solusi bagaimana supaya perilaku masyarakat dapat berubah agar tidak BABS lagi” jelas Hamim kepada Tim Humas Dinkes Rembang. 

Menanggapi hal tersebut Kadinkes Rembang dr. Ali Syofii memberikan ide pemikiran dalam mencegah perilaku masyarakat yang masih BAB khususnya dipesisir pantai maupun dikawasan aliran sungai diperlu adanya akselersi atau percepatan berupa jamban sapu jagat atau jamban komunal yang dikelola oleh pihak desa masing-masing. Disamping itu pihak desa harus secara berkesinambungan mengingatkan pada setiap momen acara yang dihadiri oleh masyarakat masif agar memberikan edukasi kepada masyarakat untuk merubah pola perilaku tidak BABS (buang Air Besar Sembarangan).

“Kadinkes Rembang dr.Ali Syofii saat memberikan arahan mengenai jamban sapu jagat di Kecamatan Kragan”

“jamban sapu jagat ini nantinya sebagai sarana bagi masyarakat terutama yang belum memiliki jamban untuk BABS. Pihak desa bisa ikut andil dalam mengelola jamban tersebut, yang paling penting setelah dibangunnya jamban harus dirawat dan rutin untuk dibersihkan sehingga nyaman untuk digunakan. Selain itu pihak desa jangan bosan-bosan untuk mengingatkan warga masyarakatnya supaya tidak BABS di setiap momen acara seperti pada saat pengajian, musyawarah desa, dan berbagai acara lainnya yang ada di desa” jelasnya.

Ditanya masalah sumber dana selain dana desa dr. Ali Syofii menjawab “kami telah menggandeng berbagai dunia usaha dan para donatur yang ada di Kabupaten Rembang untuk membantu pembangunan jamban sapu jagat ini, salah satunya dari perusahaan PT. Semen Indonesia”ungkapnya.

Dengan adanya jamban sapu jagat ini nantinya tidak hanya pihak desa yang merawat, tetapi juga masyarakat disekitarnya harus berkomitmen kuat untuk menjaga keberlangsungan jamban dalam jangka waktu panjang.

“saya berharap dengan dibangunnya jamban ini masyarakat yang masih BABS mau menggunakan dan menjaga kebersihan jamban, selain itu saya berharap kesadaran dari warga masyarakat untuk tidak lagi BABS di pesisir pantai maupun dikawasan aliran sungai atau disemak-semak”terang Kadinkes Rembang.

Sementara itu dari kedua kecamatan yang sudah dilakukan stresing adapun lima kecamatan di Kabupaten Rembang yang nantinya akan dilakukan stresing. Diantaranya Kecamatan Sumber ada 5 desa, Kecamatan Kaliori ada 3 desa, Kecamatan Sulang 2 desa, Kecamatan Sluke 1 desa, dan Kecamatan Sale masih tersisa 1 desa yang belum ODF.

Kegiatan stressing ini akan terus dilakukan, mengingat waktu yang diberikan oleh Bupati Rembang untuk memperbaiki dan mengejar ketertinggalan dalam mencapai Kabupaten ODF Tahun 2017 hanya 3 Bulan setelah dilakukan Pra Verifikasi beberapa waktu yang lalu.

“semoga dengan adanya akselerasi pembuatan jamban sapu jagat yang digagas oleh Kadinkes Rembang dapat tercapai dan dapat terwujud Kabupaten Rembang sebagai Kabupaten ODF. Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mendukung tercapaianya rencana aksi daerah ini, untuk itu mari kita sama-sama saling berbenah demi menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat”pungkas Al Furqon sesaat selesainya acara kegiatan.

(HumasDinkesRembang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *