Dalam menekan angka kematian bayi di Kabupaten Rembang diperlukan adanya kerjasama dan koordinasi antar lintas sektoral maupun lintas program.
Permasalahan mengenai AKI dan AKB di Kabupaten Rembang disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya stunting, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan bayi kurang gizi (gizi buruk).
Menyikapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Rembang melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektoral dan lintas program dalam rangka penurunan AKI / AKB Stunting dan Gizi Buruk.
Dalam pertemuan koordinasi secara teknis dilakukan oleh Seksie Kesehatan Keluarga (Kesga) dan Gizi di meeting room Fave Hotel pada Kamis pagi (21/12/2017).
Kadinkes Rembang dr. Ali Syofii memaparkan masih adanya permasalahan yang menjadi penyebab kematian ibu dan bayi, stunting, dan gizi buruk. Diantaranya status kesehatan bumil masih rendah.
“di Rembang pernikahan dini dan persalinan remaja masih cukup tinggi, deteksi dini kegawatdaruratan maternal, neonatal, belum optimal, pola asuh, asah, dan asih anak di rumah masih sangat kurang, cakupan ASI eksklusif enam bulan masih sangat rendah”paparnya.
Selain itu lanjutnya “masih ada Ibu Hamil 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak sehingga banyak yang mengalami resiko pada saat melahirkan”terangnya.
Dengan adanya pertemuan koordinasi ini diharapkan adanya peningkatan kerjasama yang lebih baik dengan lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan dan anak demi terwujudnya penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Rembang.
(HumasDinkesRembang)